KITAB RAHASIA PUASA Kitab Asrar As-Shaum wa Muhimmatihi Ihya Ulumuddin Karya Imam Al-Ghazali


 


Al-hamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kalimat itulah yang paling tepat untuk penulis ucapkan, sebab dengan hidayah iman, Islam, dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penerjemahan buku ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam. Wa ba’du.

Salah satu simbol agama yang juga rawan disalah gunakan adalah puasa. Tentang hal ini, Imam Al Ghazali memberikan beberapa penjelasan yang menuntun kita untuk mendapatkan keutamaan puasa seutuhnya. Hal yang paling awal beliau sampaikan adalah peringatan agar kita tidak membatasi puasa hanya sebatas puasa wajib di bulan Ramadan. Jika kita memiliki pemahaman yang demikian, kita akan kehilangan kesempatan untuk memperindah masa depan akhirat dengan berbagai hal sunah, termasuk puasa sunah. Jarak kita dengan mereka yang ahli berpuasa sunah  diibaratkan seperti penduduk bumi dan bintang yang berpendar indah di langit.

Secara kasat mata, puasa hanyalah ibadah badaniyah (ibadah fisik) yang mampu melatih tubuh untuk lebih mandiri dan membiasakan diri dari bersenang-senang. Perut dilatih untuk tidak makan dalam durasi yang lebih lama dari hari-hari biasa. Bagi yang sudah menikah, dilatih untuk tidak berhubungan badan dengan pasangannya di siang hari.

Namun ternyata, puasa bukanlah soal fisik semata, melainkan penempaan batin dari hawa nafsu. Semua ibadah yang disyariatkan Allah tentu penuh dengan rahasia tersembunyi. Jarang sekali yang merenungkannya dan memahami, hingga dijiwai sebagai syariat. Banyak perbuatan orang puasa yang secara syariat tidak membatalkan puasa, namun mnggugurkan pahala besarnya.

Imam Muhammad al-Ghazali, seorang sufi yang sangat memahami ilmu fiqh, memberikan gagasan tentang rahasia puasa. Sebagai seorang ahli fiqh sekaligus ahli tasawuf, Imam Ghazali tidak melulu memandang puasa sebagai ibadah badaniyah. Oleh karena itu, gagasannya tentang rahasia puasa pun menyadarkan kita akan pentingnya menunaikan ibadah puasa secara lahir batin. Berikut ini enam rahasia puasa menurut Imam al Ghazali :

1.       Menundukkan mata dan mencegahnya dari memperluas pandangan ke semua yang dimakruhkan, dan dari apapun yang melalaikan hati untuk berdzikir kepada Allah.

2.       Menjaga lisan dari igauan, dusta, mengumpat, fitnah, mencela, tengkar, dan munafik.

3.       Menahan telinga dari mendengar hal-hal yang dimakruhkan. Karena semua yang haram diucapkan, haram pula didengarkan. Allah menyamakan antara mendengar dan memakan perkara haram,“sammaa’uuna lil kadzibi akkaaluuna lis suht”.

4.       Mencegah bagian tubuh yang lain seperti tangan dan kaki dari tindakan-tindakan dosa, juga mencegah perut dari makan barang syubhat ketika berbuka. Mana mungkin bermakna, orang berpuasa dari makanan halal lalu berbuka dengan makanan haram. Ibaratnya seperti orang yang membangun gedung tetapi menghancurkan kota. Nabi Muhammad pernah bersabda, “Banyak sekali orang yang berpuasa namun yang ia dapat hanya lapar dan haus. Ia adalah orang yang berbuka dengan haram. ”Wa qiila, “Ia yang berpuasa lalu berbuka dengan memakan daging sesama, yaitu dengan ghibah.”

5.       Tidak memperbanyak makan ketika berbuka, mengisi perut dan mulut dengan tidak sewajarnya. Maka, apalah arti puasa jika saat berbuka seseorang mengganti apa yang hilang ketika waktu siang, yaitu makan. Bahkan, justru ketika Ramadhan makanan akan lebih beragam. Apa yang tidak dimakan di bulan-bulan selain Ramadhan malah tersedia saat Ramadhan. Padahal, maksud dan tujuan puasa ialah mengosongkan perut dan menghancurkan syahwat, supaya diri menjadi kuat untuk bertakwa.

6.       Supaya hati setelah berbuka bergoncang antara khouf (takut) dan roja’ (mengharap). Karena, ia tidak tahu apakah puasanya diterima dan ia menjadi orang yang dekat dengan Allah, ataukah puasanya ditolak dan ia menjadi orang yang dibenci. Dan seperti itulah adanya di seluruh ibadah ketika selesai dilaksanakan.

 

Rahasia-rahasia yang dipaparkan oleh Imam Ghazali ini bisa kita perhatikan baik-baik, di mana puasa bukan hanya tentang perut. Puasa adalah berpuasanya seluruh tubuh, puasanya mata, puasanya kaki, puasanya tangan, puasanya telinga, bahkan hati pun ikut berpuasa. Puasa tidak hanya dipandang secara syariat antara sah dan batal. Karena yang puasanya sah hingga tebenam matahari belum tentu diterima oleh Allah. Melainkan puasa yang menyeluruh dari raga hingga jiwa. Wallahu a’lam bis shawab.

Imam Al Ghazali mengingatkan kita tentang hadits-hadits yang menunjukkan betapa Allah memperlakukan puasa secara spesial. Dalam beberapa versi hadits dikatakan bahwa puasa adalah tameng, dan puasa adalah milik Allah sendiri, serta Allah sendiri lah yang nanti akan secara langsung membalasnya. Nabi juga pernah bersumpah bahwa bau mulut seorang yang berpuasa beraroma jauh lebih wangi di sisi Allah dibandingkan dengan minyak misik. Satu hal menarik disampaikan oleh beliau terkait tata krama berbuka bagi orang yang berpuasa. Beliau mengatakan bahwa wadah yang paling dibenci oleh Allah adalah perut yang diisi oleh hal-hal halal, sampai tidak muat.

Semoga buku terjemah ini senantiasa membawa manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Semoga Allah SWT menjadikan amal ini sebagai berkah bagi kita semua. Aamiin.

 

Silakan download PREVIEW/SAMPEL TERJEMAH KITAB RAHASIA PUASA Kitab Asrar As-Shaum wa Muhimmatihi  Ihya Ulumuddin Karya Imam Al-Ghazali.




Atau dapatkan versi full E-book di Playstore



Untuk Versi Cetak bisa menghubungi langsung via Facebook Al-Muqsith Pustaka 


Post a Comment

Silakan berkomentar dengan indah dan bijak

Previous Post Next Post

Contact Form